Saat itu
Bunyi angin seakan kian jelas
Dan suara-suara lain
semakin lama semakin tenggelam
Seraya itu, lenyap
Kuresah dalam ketegangan
Kala itu, seorang insan berusaha
Dengan swadayanya
Menggagahkan diri,
mengekalkan posisi diri
Hingga keringat mulai
melembapkan tubuh
milik seorang hamba Allah ini
Dari muka, air itu melalui liang-liang halus
Dahi, kening, pipi, lalu berhenti di dagu
Namun, tak pula menitis, kering
Di atas kulit yang mulus
Angin yang datang
bagai mencucuk-cucuk tubuh
Sejuk yang seakan terkesan
Di jiwa dan minda ketika itu
Bila saja suara tepukan
Kian memenuhi segenap ruangan
Ketika itulah
Hati mulalah berkata
Ayuh diri, keluarkanlah kata-kata
Luahkan
Bersama keyakinan
Yang hadir bena tak bena
Kumulakan kata dengan kepercayaan
pada hati dan jiwa
Bermacam ragam pasang telinga
Ada yang asyik mendengar,
Ada pula yang tiada langsung pedulinya
Pada saat aku berbicara.
Ragam dan situasi
Lama kelamaan
Dapat ku hadam menjadi isi
Lalu, hati ini mulai terisi
Dengan ketenangan yang
Menjadikan aku tetap berdiri
Sungguh, begitulah
Saat penyampai menjalankan
Fungsinya
Tidak kira siapa atau di mana
Goyah di saat mula.
No comments:
Post a Comment